Bupati Markus Sebut Data Inflasi Dijadikan Arah Pengambilan Kebijakan Pembangunan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bangka Barat menegaskan komitmennya dalam menjadikan data inflasi sebagai dasar utama dalam penyusunan arah pembangunan daerah ke depan

Foto oleh: Diskominfo Kab. Bangka Barat

BANGKA BARAT - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat menegaskan komitmennya dalam menjadikan data inflasi sebagai dasar utama dalam penyusunan arah pembangunan daerah ke depan.

Hal tersebut disampaikan Bupati Bangka Barat, Markus, saat menghadiri kegiatan Rilis Berita Resmi Statistik (BRS) Inflasi oleh BPS Kabupaten Bangka Barat yang digelar di Kantor BPS setempat, Senin (3/11/2025).

Berdasarkan data BPS, inflasi year on year (y-on-y) Bangka Barat pada Oktober 2025 tercatat sebesar 2,87 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 104,13. Adapun inflasi month to month (m-to-m) 0,49 persen dan inflasi year to date (y-to-d) sebesar 2,21 persen.

Kelompok pengeluaran yang paling besar mendorong inflasi tahunan adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan kenaikan 5,33 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi 10,92 persen.

Sementara tiga kelompok yang mengalami deflasi y-on-y yakni perlengkapan dan pemeliharaan rutin rumah tangga (-1,13 persen), informasi dan komunikasi (-1,12 persen), dan pendidikan (-13,61 persen).

Markus menyebut data inflasi adalah instrumen strategis untuk memotret kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat, bukan sekadar angka statistik.

“Angka inflasi mencerminkan tren umum perubahan harga seluruh barang dan jasa, dan berfungsi sebagai informasi utama dalam pengambilan keputusan pada tingkat ekonomi makro, baik fiskal maupun moneter,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga menyoroti Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sudah berjalan di Kecamatan Mentok dan Kelapa.

Program ini dinilai membantu menekan beban pengeluaran rumah tangga dan sebagai intervensi penurunan stunting. Namun Markus mengingatkan bahwa peningkatan permintaan pangan juga memiliki potensi risiko kenaikan harga komoditas tertentu.

“Potensi naiknya harga bahan pokok terutama daging ayam dan telur perlu menjadi perhatian karena meningkatnya permintaan,” ucapnya.

Karena itu ia meminta penguatan supply chain, kemitraan dengan peternak lokal, hingga efisiensi distribusi untuk menjaga keseimbangan pasar.

Di akhir sambutan, Markus berharap angka inflasi yang dirilis BPS tidak berhenti pada tataran informasi, tetapi menjadi basis dalam penyusunan kebijakan 2026 agar arah pembangunan semakin tepat sasaran.

“Semoga angka inflasi yang kita rilis hari ini dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan dengan sebaik-baiknya sehingga akan memperkuat sinergitas dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bangka Barat,” tuturnya. 

(Penulis: Rizki R)

#Layanan
SHARE :
LINK TERKAIT