Masyarakat Desa Kacung menggelar tradisi tahunan Pesta Panggil Suku Ketapik ke-79
Kelapa, Diskominfo Bangka Barat -- Sebagai tanda kesyukuran penduduk setempat kepada Yang Maha Kuasa, masyarakat Desa Kacung menggelar tradisi tahunan Pesta Panggil Suku Ketapik ke-79. Salah satu puncak kegiatannya adalah arak-arakan bersama para Petinggi Negeri serta tiga santri yang telah mengkhatamkan al-Quran, Minggu (23/06).
Masyarakat yang antusias untuk menyaksikan dimulainya pesta adat telah berkumpul di halaman Kantor Desa Kacung sejak pagi hari. Tradisi tahunan ini menyuguhkan beragam macam hiburan meriah yang menarik perhatian para penonton, diantaranya adalah tari tradisional, pertunjukan silat, hingga arak-arakan menggunakan kereta dorong.
Bupati Bangka Barat menjelaskan dalam sambutannya, bahwa Pesta Panggil Suku Ketapik merupakan warisan para leluhur sebagai wadah untuk saling mempererat kebersamaan dan juga wujud kesyukuran.
“Sedekah Khatam Quran Suku Ketapik Desa Kacung adalah adat budaya yang dilaksanakan setiap tahun yang merupakan warisan nenek moyang semenjak dahulu. Pemkab Bangka Barat mendukung pelaksanaan sedekah khatam Quran, agar dilestarikan dan menjadi kebanggaan Bangka Barat,” ungkap Sukirman.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Wydia Kumala Sari menuturkan, acara yang digelar usai hari raya Iduladha setiap tahunnya ini berpotensi menarik para pelancong dari luar daerah untuk berkunjung.
“Ini akan kita promosikan ke luar Bangka Belitung terutama ke Sumatra Selatan, Palembang, bersama Dinas Pariwisata yang ada di sana, agar dapat menarik wisatawan untuk hadir dan datang ke Bangka Belitung terutama ke Kabupaten Bangka Barat,” jelas Wydia.
Usai persembahan tarian tradisional serta pertunjukan silat Akek Bintit, para tamu kehormatan dan rombongan bersama-sama membunyikan gong serta membuka tirai pertanda kegiatan resmi dimulai. Rangkaian acara pun berlanjut menuju ajak arak-arakan bersama santri-santriwati Desa Kacung yang khatam Quran dengan menggunakan kereta dorong yang telah dihiasi aneka ragam rupa.
(Penulis: Dedra Helen, Editor: M. Yaser Iqbal)